Kamis, 28 Januari 2016

TIDAK BERIMAN,TIDAK SHOLAT,TIDAK BERAMAL SHOLEH ??? TIDAK ADA GUNANYA MATI

Ketahuilah SIA-SIA IBUMU mengandung,melahirkan,membesarkan sampai hari ini karena kedurhakaan yang ada karena ibumu tidak menuainya dari apa yang ditanam di dunia ini.
MAKA DARI ITU TIDAK ADA GUNANYA MATI.
Mari kita renungkan diri kita.........!!!
Baik yang ibundanya masih hidup atau mati ,jika kita durhaka sungguh amat sia-sia kita dilahirkan ke dunia ini oleh ibunda.Susah payah sejak mengandungnya penuh dengan penderitaan bahkan nyawa ibu jadi taruhannya di hadapan Allah swt saat-saat kita terlahir di dunia.Sudah seberapa banyak kita berbakti di dunia ini untuk mengembalikan setetes air susu ibu yg telah kita telan???. Padahal kita sudah menyusu ibu waktu kecil entah berapa tetes,gelas..atau drum......................................tak tahu.
Dan tidak mungkin kita bisa menembalikan walau setetes air susu sekalipun kita bisa memberi uang 1000 trilyun.Karena setetes air susu dari ibu nilainya kasih sayang tuluuuusssss.....yg tak berharap kembali dengan apapun nilai duniawi.
Lalu dengan apa kita membalas budi baiknya..???.Bukankah itu adalah hutang kita yang tak mungkin terbayar sampai kapanpun sampai kita mati.
Sungguh luar biasa ajaran di PRANA SAKTI INDONESIA dengan kalimat tertinggi yang difokuskan dzikir '"LAA ILAAHA ILLALLAH" dalam setiap gerakan jurus-jurusnya.Dan apabila sudah tamat dasar diwajibkan cium kaki ibunda seraya mohon maaf sgl kesalahan,kedurhakaan selama dibesarkan.............dan tidak boleh dilepas sebelum ibu membersihkan hatinya memberi maaf dan meridhai atas jalan hidupnya saat ini dan masa datang dalam menjalani hidup bukan saja dunia namun sampai akherat.
MARI KITA RENUNGKAN SAUDARA-SAUDARAKU ANGGOTA PRANA SAKTI INDONESIA DI MANAPUN BERADA.AYAT DI BAWAH INI....!!!!
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)
Kita bertanya pada diri kita sendiri seberapa besar getaran hati kita menghayati ayat-ayat Alquran di atas.???.Takut...,sangat takut...atau biasa saja ???.Jika biasa saja berarti kita mungkin banyaknya dosa-dosa kita yang membuat hati mati.Mungkin hanya dengan bertobat perbanyak istiqfar dengan memperanyak amalan sholeh.
Mungkin ilmu kita di Prana Sakti Indonesia belum bisa mencapai tataran tinggi karena masih durhakanya kita kepada ibunda karena ridha Allah Swt dari ridhanya ibu termasuk ilmu yang kita miliki selama ini.
Yang ibunya masih hidup sebaiknya sering-seringlah cium kaki ibu tanpa batas waktu kapan berhenti semasih ada waktu.
MARI KITA RENUNGKAN HADIST DI BAWAH INI
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).
Jika hati kita belum bisa menghayati dan bergetar rasa takut karena durhaka kepada ibu,berarti kita memang belum pantas naik tingkat di Perguruan Beladiri Tenaga Dalam Islam Prana Sakti Indonesia.
Sebaiknya benahi diri dulu karena menjadi anak sholeh belum bisa terpenuhi sebagai bukti menjadi orang yang memiliki GELAR MUTAQIN".
Semoga Allah Swt senantiasa mengampuni kita dan menunjukkan jalan-Nya.Aamiin....

0 komentar:

Posting Komentar