Rabu, 26 Agustus 2015

﴾بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحيمِ َ﴿
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
﴿ كهٰيٰعص َ﴾
1. Kâf Hâ Yâ ‘Aîn Shâd.
﴿ ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا َ﴾
2. (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria,
﴿ إِذْ نادى‏ رَبَّهُ نِداءً خَفِيًّا َ﴾
3. tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
﴿ قالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَ اشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْباً وَلَمْ أَكُنْ بِدُعائِكَ رَبِّ شَقِيًّا َ﴾
4. Ia berkata, “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.
﴿ وَ إِنِّي خِفْتُ الْمَوالِيَ مِنْ وَرائي‏ وَ كانَتِ امْرَأَتي‏ عاقِراً فَهَبْ لي‏ مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا َ﴾
5. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap keluargaku sepeninggalku (jangan-jangan mereka tidak mampu memelihara agama-Mu), sedang istriku adalah seorang yang mandul. Maka anugerahkanlah kepadaku dari sisi-Mu seorang pengganti,
﴿ يَرِثُني‏ وَ يَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَ اجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا َ﴾
6. yang akan mewarisiku dan mewarisi keluarga Ya‘qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhan-ku, seorang yang diridai.”
﴿ يا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلامٍ اسْمُهُ يَحْيى‏ لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا َ﴾
7. Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang bernama Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang senama dengannya.
﴿ قالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لي‏ غُلامٌ وَ كانَتِ امْرَأَتي‏ عاقِراً وَ قَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا َ﴾
8. Zakaria berkata, “Ya Tuhan-ku, bagaimana mungkin aku akan memiliki seorang anak, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua?”
﴿ قالَ كَذلِكَ قالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَ قَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَ لَمْ تَكُ شَيْئاً َ﴾
9. Tuhan berfirman, “Demikianlah adanya. Tuhan-mu berfirman, ‘Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya Aku telah menciptakanmu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali.’”
﴿ قالَ رَبِّ اجْعَلْ لي‏ آيَةً قالَ آيَتُكَ أَلاَّ تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلاثَ لَيالٍ سَوِيًّا َ﴾
10. Zakaria berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” Tuhan berfirman, “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal lidahmu sehat.”
﴿ فَخَرَجَ عَلى‏ قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرابِ فَأَوْحى‏ إِلَيْهِمْ أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَ عَشِيًّا َ﴾
11. Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia berkata kepada mereka dengan memberi isyarat, “(Demi mensyukuri nikmat ini) hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.”
﴿ يا يَحْيى‏ خُذِ الْكِتابَ بِقُوَّةٍ وَ آتَيْناهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا َ﴾
12. Hai Yahya, ambillah al-Kitab itu dengan kuat dan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) selagi ia masih kanak-kanak,
﴿ وَ حَناناً مِنْ لَدُنَّا وَ زَكاةً وَ كانَ تَقِيًّا َ﴾
13. dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (hati). Dan ia adalah seorang yang bertakwa,
﴿ وَ بَرًّا بِوالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّاراً عَصِيًّا َ﴾
14. dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
﴿ وَ سَلامٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَ يَوْمَ يَمُوتُ وَ يَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا َ﴾
15. Kesejahteraan atas dia pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal, dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
﴿ وَ اذْكُرْ فِي الْكِتابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِها مَكاناً شَرْقِيًّا َ﴾
16. Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Qur’an pada saat ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitul Maqdis).
﴿ فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجاباً فَأَرْسَلْنا إِلَيْها رُوحَنا فَتَمَثَّلَ لَها بَشَراً سَوِيًّا َ﴾
17. Maka ia membentangkan tabir antara dirinya dan mereka (sehingga tempat menyepi itu siap untuk digunakan sebagai tempat ibadah); lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, lalu ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
﴿ قالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا َ﴾
18. Maryam berkata, “Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, jika kamu seorang yang bertakwa.”
﴿ قالَ إِنَّما أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلاماً زَكِيًّا َ﴾
19. Ia (Jibril) berkata, “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.”
﴿ قالَتْ أَنَّى يَكُونُ لي‏ غُلامٌ وَلَمْ يَمْسَسْني‏ بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا َ﴾
20. Maryam berkata, “Bagaimana mungkin aku akan memiliki seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!”
﴿ قالَ كَذلِكِ قالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَ لِنَجْعَلَهُ آيَةً لِلنَّاسِ وَ رَحْمَةً مِنَّا وَ كانَ أَمْراً مَقْضِيًّا َ﴾
21. Jibril berkata, “Demikianlah adanya. Tuhan-mu berfirman, “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar Kami dapat menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.’”
﴿ فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكاناً قَصِيًّا َ﴾
22. Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.
﴿ فَأَجاءَهَا الْمَخاضُ إِلى‏ جِذْعِ النَّخْلَةِ قالَتْ يا لَيْتَني‏ مِتُّ قَبْلَ هذا وَ كُنْتُ نَسْياً مَنْسِيًّا َ﴾
23. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma. Ia berkata, “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.”
﴿ فَناداها مِنْ تَحْتِها أَلاَّ تَحْزَني‏ قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا َ﴾
24. Maka Jibril menyerunya dari bawah kakinya, “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawah kakimu.
﴿ وَ هُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُساقِطْ عَلَيْكِ رُطَباً جَنِيًّا َ﴾
25. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.
﴿ فَكُلي‏ وَ اشْرَبي‏ وَ قَرِّي عَيْناً فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَداً فَقُولي‏ إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْماً فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا َ﴾
26. Maka makan, minum, dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.’”
﴿ فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَها تَحْمِلُهُ قالُوا يا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئاً فَرِيًّا َ﴾
27. Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.
﴿ يا أُخْتَ هارُونَ ما كانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَما كانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا َ﴾
28. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.”
﴿ فَأَشارَتْ إِلَيْهِ قالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا َ﴾
29. Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata, “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam buaian?”
﴿ قالَ إِنِّي عَبْدُ اللهِ آتانِيَ الْكِتابَ وَ جَعَلَني‏ نَبِيًّا َ﴾
30. Isa berkata, “Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.
﴿ وَ جَعَلَني‏ مُبارَكاً أَيْنَ ما كُنْتُ وَ أَوْصاني‏ بِالصَّلاةِ وَ الزَّكاةِ ما دُمْتُ حَيًّا َ﴾
31. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;
﴿ وَ بَرًّا بِوالِدَتي‏ وَلَمْ يَجْعَلْني‏ جَبَّاراً شَقِيًّا َ﴾
32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
﴿ وَ السَّلامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَ يَوْمَ أَمُوتُ وَ يَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا َ﴾
33. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”
﴿ ذلِكَ عيسَى ابْنُ مَرْيَمَ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذي فيهِ يَمْتَرُونَ َ﴾
34. Itulah Isa putra Maryam; perkataan benar yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.
﴿ ما كانَ لِلَّهِ أَنْ يَتَّخِذَ مِنْ وَلَدٍ سُبْحانَهُ إِذا قَضى‏ أَمْراً فَإِنَّما يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ َ﴾
35. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah”, maka jadilah ia.
﴿ وَ إِنَّ اللهَ رَبِّي وَ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هذا صِراطٌ مُسْتَقيمٌ َ﴾
36. Sesungguhnya Allah adalah Tuhan-ku dan Tuhan-mu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.
﴿ فَاخْتَلَفَ الْأَحْزابُ مِنْ بَيْنِهِمْ فَوَيْلٌ لِلَّذينَ كَفَرُوا مِنْ مَشْهَدِ يَوْمٍ عَظيمٍ َ﴾
37. Tetapi (sepeninggal dia) berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara para pengikutnya. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang besar.
﴿ أَسْمِعْ بِهِمْ وَ أَبْصِرْ يَوْمَ يَأْتُونَنا لكِنِ الظَّالِمُونَ الْيَوْمَ في‏ ضَلالٍ مُبينٍ َ﴾
38. Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. Tetapi orang-orang yang zalim pada hari ini (di dunia) berada dalam kesesatan yang nyata.
﴿ وَ أَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَ هُمْ في‏ غَفْلَةٍ وَ هُمْ لا يُؤْمِنُونَ َ﴾
39. Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputuskan. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.
﴿ إِنَّا نَحْنُ نَرِثُ الْأَرْضَ وَمَنْ عَلَيْها وَ إِلَيْنا يُرْجَعُونَ َ﴾
40. Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kami-lah mereka dikembalikan.
﴿ وَ اذْكُرْ فِي الْكِتابِ إِبْراهيمَ إِنَّهُ كانَ صِدِّيقاً نَبِيًّا َ﴾
41. Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam al-Kitab (Al-Qur’an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat jujur lagi seorang nabi.
﴿ إِذْ قالَ لِأَبيهِ يا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مالا يَسْمَعُ وَلا يُبْصِرُ وَلا يُغْني‏ عَنْكَ شَيْئاً َ﴾
42. Ingatlah ketika ia berkata kepada ayahnya, “Hai ayahku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolong kamu sedikit pun?
﴿ يا أَبَتِ إِنِّي قَدْ جاءَني‏ مِنَ الْعِلْمِ مالَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْني‏ أَهْدِكَ صِراطاً سَوِيًّا َ﴾
43. Hai ayahku, sesungguhnya telah datang kepadaku ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.
﴿ يا أَبَتِ لا تَعْبُدِ الشَّيْطانَ إِنَّ الشَّيْطانَ كانَ لِلرَّحْمٰنِ عَصِيًّا َ﴾
44. Hai ayahku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
﴿ يا أَبَتِ إِنِّي أَخافُ أَنْ يَمَسَّكَ عَذابٌ مِنَ الرَّحْمٰنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطانِ وَلِيًّا َ﴾
45. Hai ayahku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pengasih, maka kamu menjadi kawan bagi setan.”
﴿ قالَ أَراغِبٌ أَنْتَ عَنْ آلِهَتي‏ يا إِبْراهيمُ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ وَ اهْجُرْني‏ مَلِيًّا َ﴾
46. Ayahnya berkata, “Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama.”
﴿ قالَ سَلامٌ عَلَيْكَ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّي إِنَّهُ كانَ بي‏ حَفِيًّا َ﴾
47. Ibrahim berkata, “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu. Aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.
﴿ وَ أَعْتَزِلُكُمْ وَما تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللهِ وَ أَدْعُوا رَبِّي عَسى‏ أَلاَّ أَكُونَ بِدُعاءِ رَبِّي شَقِيًّا َ﴾
48. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhan-ku, mudah-mudahan dengan berdoa kepada Tuhanku aku tidak akan kembali dengan tangan hampa.”
﴿ فَلَمَّا اعْتَزَلَهُمْ وَما يَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللهِ وَهَبْنا لَهُ إِسْحاقَ وَ يَعْقُوبَ وَ كُلاًّ جَعَلْنا نَبِيًّا َ﴾
49. Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishaq dan Ya‘qub. Dan masing-masing mereka Kami angkat menjadi nabi.
﴿ وَ وَهَبْنا لَهُمْ مِنْ رَحْمَتِنا وَ جَعَلْنا لَهُمْ لِسانَ صِدْقٍ عَلِيًّا َ﴾
50. Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan untuk mereka nama yang baik lagi kedudukan yang tinggi.
﴿ وَ اذْكُرْ فِي الْكِتابِ مُوسى‏ إِنَّهُ كانَ مُخْلَصاً وَ كانَ رَسُولاً نَبِيًّا َ﴾
51. Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Musa di dalam al-Kitab (Al-Qur’an) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang terpilih dan seorang rasul dan nabi.
﴿ وَ نادَيْناهُ مِنْ جانِبِ الطُّورِ الْأَيْمَنِ وَ قَرَّبْناهُ نَجِيًّا َ﴾
52. Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung Thur dan Kami telah mendekatkannya kepada Kami di waktu dia munajat (kepada Kami).
﴿ وَ وَهَبْنا لَهُ مِنْ رَحْمَتِنا أَخاهُ هارُونَ نَبِيًّا َ﴾
53. Dan Kami telah menganugerahkan kepadanya sebagian rahmat Kami, yaitu saudaranya, Harun menjadi seorang nabi.
﴿ وَ اذْكُرْ فِي الْكِتابِ إِسْماعيلَ إِنَّهُ كانَ صادِقَ الْوَعْدِ وَ كانَ رَسُولاً نَبِيًّا َ﴾
54. Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail di dalam Al-Qur’an ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.
﴿ وَ كانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلاةِ وَ الزَّكاةِ وَ كانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا َ﴾
55. Dan ia senantiasa menyuruh keluarganya untuk salat dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridai di sisi Tuhan-nya.
﴿ وَ اذْكُرْ فِي الْكِتابِ إِدْريسَ إِنَّهُ كانَ صِدِّيقاً نَبِيًّا َ﴾
56. Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka kisah) Idris di dalam Al-Qur’an ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat jujur dan seorang nabi.
﴿ وَ رَفَعْناهُ مَكاناً عَلِيًّا َ﴾
57. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.
﴿ أُولئِكَ الَّذينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ مِنْ ذُرِّيَّةِ آدَمَ وَ مِمَّنْ حَمَلْنا مَعَ نُوحٍ وَ مِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْراهيمَ وَ إِسْرائيلَ وَ مِمَّنْ هَدَيْنا وَ اجْتَبَيْنا إِذا تُتْلى‏ عَلَيْهِمْ آياتُ الرَّحْمٰنِ خَرُّوا سُجَّداً وَ بُكِيًّا َ﴾
58. Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam dan dari orang-orang yang Kami naikkan ke atas bahtera bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Isra’il, serta dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.
﴿ فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضاعُوا الصَّلاةَ وَ اتَّبَعُوا الشَّهَواتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا َ﴾
59. Tetapi sesudah mereka, datanglah keturunan (tidak saleh) yang menyia-nyiakan salat dan menuruti hawa nafsu mereka, maka mereka kelak akan menemui kesesatan,
﴿ إِلاَّ مَنْ تابَ وَ آمَنَ وَ عَمِلَ صالِحاً فَأُولئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ شَيْئاً َ﴾
60. kecuali orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun.
﴿ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتي‏ وَعَدَ الرَّحْمٰنُ عِبادَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّهُ كانَ وَعْدُهُ مَأْتِيًّا َ﴾
61. Yaitu surga ‘Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun mereka tidak melihatnya. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati.
﴿ لا يَسْمَعُونَ فيها لَغْواً إِلاَّ سَلاماً وَ لَهُمْ رِزْقُهُمْ فيها بُكْرَةً وَ عَشِيًّا َ﴾
62. Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam surga itu, kecuali ucapan salam sejahtera. Mereka mendapat rezeki di surga itu tiap-tiap pagi dan petang.
﴿ تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتي‏ نُورِثُ مِنْ عِبادِنا مَنْ كانَ تَقِيًّا َ﴾
63. Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.
﴿ وَما نَتَنَزَّلُ إِلاَّ بِأَمْرِ رَبِّكَ لَهُ ما بَيْنَ أَيْدينا وَما خَلْفَنا وَما بَيْنَ ذلِكَ وَما كانَ رَبُّكَ نَسِيًّا َ﴾
64. (Setelah penundaan wahyu, Jibril berkata kepada Muhammad), “Tidaklah kami turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nya-lah apa yang ada di hadapan kita, apa yang ada di belakang kita, dan apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa.
﴿ رَبُّ السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ وَما بَيْنَهُما فَاعْبُدْهُ وَ اصْطَبِرْ لِعِبادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا َ﴾
65. Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?”
﴿ وَ يَقُولُ الْإِنْسانُ أَإِذا ما مِتُّ لَسَوْفَ أُخْرَجُ حَيًّا َ﴾
66. Dan manusia berkata, “Betulkah apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali?”
﴿ أَوَلا يَذْكُرُ الْإِنْسانُ أَنَّا خَلَقْناهُ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْئاً َ﴾
67. Dan tidakkah manusia itu ingat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali.
﴿ فَوَ رَبِّكَ لَنَحْشُرَنَّهُمْ وَ الشَّياطينَ ثُمَّ لَنُحْضِرَنَّهُمْ حَوْلَ جَهَنَّمَ جِثِيًّا َ﴾
68. Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama setan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahanam dengan berlutut.
﴿ ثُمَّ لَنَنْزِعَنَّ مِنْ كُلِّ شيعَةٍ أَيُّهُمْ أَشَدُّ عَلَى الرَّحْمٰنِ عِتِيًّا َ﴾
69. Kemudian pasti akan Kami pisahkan dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang paling durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
﴿ ثُمَّ لَنَحْنُ أَعْلَمُ بِالَّذينَ هُمْ أَوْلى‏ بِها صِلِيًّا َ﴾
70. Kemudian Kami sungguh lebih mengetahui orang-orang yang seharusnya dibakar dalam neraka.
﴿ وَ إِنْ مِنْكُمْ إِلاَّ وارِدُها كانَ عَلى‏ رَبِّكَ حَتْماً مَقْضِيًّا َ﴾
71. Dan tidak ada seorang pun darimu, melainkan pasti memasuki neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
﴿ ثُمَّ نُنَجِّي الَّذينَ اتَّقَوْا وَ نَذَرُ الظَّالِمينَ فيها جِثِيًّا َ﴾
72. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.
﴿ وَ إِذا تُتْلى‏ عَلَيْهِمْ آياتُنا بَيِّناتٍ قالَ الَّذينَ كَفَرُوا لِلَّذينَ آمَنُوا أَيُّ الْفَريقَيْنِ خَيْرٌ مَقاماً وَ أَحْسَنُ نَدِيًّا َ﴾
73. Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, “Manakah di antara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang lebih baik tempat tinggalnya dan lebih indah tempat pertemuan(nya)?”
﴿ وَ كَمْ أَهْلَكْنا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هُمْ أَحْسَنُ أَثاثاً وَ رِءْياً َ﴾
74. Berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, sedang mereka adalah lebih bagus harta benda mereka dan lebih sedap dipandang mata.
﴿ قُلْ مَنْ كانَ فِي الضَّلالَةِ فَلْيَمْدُدْ لَهُ الرَّحْمٰنُ مَدًّا حَتَّى إِذا رَأَوْا ما يُوعَدُونَ إِمَّا الْعَذابَ وَ إِمَّا السَّاعَةَ فَسَيَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ شَرٌّ مَكاناً وَ أَضْعَفُ جُنْداً َ﴾
75. Katakanlah, “Barang siapa yang berada dalam kesesatan, maka biarlah Tuhan yang Maha Pemurah memperpanjang tempo baginya; sehingga apabila mereka telah melihat apa yang diancamkan kepada mereka, baik siksa maupun kiamat, maka mereka akan mengetahui siapa yang lebih jelek kedudukannya dan lebih lemah penolong-penolongnya.”
﴿ وَ يَزيدُ اللهُ الَّذينَ اهْتَدَوْا هُدىً وَ الْباقِياتُ الصَّالِحاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَواباً وَ خَيْرٌ مَرَدًّا َ﴾
76. Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Peninggalan (dan nilai) luhur yang ditinggalkan oleh (manusia) itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya.
﴿ أَفَرَأَيْتَ الَّذي كَفَرَ بِآياتِنا وَ قالَ لَأُوتَيَنَّ مالاً وَ وَلَداً َ﴾
77. Maka apakah kamu telah melihat orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami dan ia mengatakan, “Pasti aku akan diberi harta dan anak?”
﴿ أَطَّلَعَ الْغَيْبَ أَمِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمٰنِ عَهْداً َ﴾
78. Adakah ia melihat yang gaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah?
﴿ كَلاَّ سَنَكْتُبُ ما يَقُولُ وَ نَمُدُّ لَهُ مِنَ الْعَذابِ مَدًّا َ﴾
79. Sekali-kali tidak demikian. Kami akan menulis apa yang ia katakan, dan benar-benar Kami akan memperpanjang azab untuknya,
﴿ وَ نَرِثُهُ ما يَقُولُ وَ يَأْتينا فَرْداً َ﴾
80. dan Kami akan mewarisi apa yang ia katakan itu, dan ia akan datang kepada Kami dengan seorang diri.
﴿ وَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللهِ آلِهَةً لِيَكُونُوا لَهُمْ عِزًّا َ﴾
81. Dan mereka telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu menjadi nilai kemuliaan bagi mereka.
﴿ كَلاَّ سَيَكْفُرُونَ بِعِبادَتِهِمْ وَ يَكُونُونَ عَلَيْهِمْ ضِدًّا َ﴾
82. Sekali-kali tidak. Kelak sembahan-sembahan itu akan mengingkari penyembahan para penyembah itu terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka.
﴿ أَلَمْ تَرَ أَنَّا أَرْسَلْنَا الشَّياطينَ عَلَى الْكافِرينَ تَؤُزُّهُمْ أَزًّا َ﴾
83. Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah mengirim setan-setan itu kepada orang-orang kafir untuk mengasung mereka berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh?
﴿ فَلا تَعْجَلْ عَلَيْهِمْ إِنَّما نَعُدُّ لَهُمْ عَدًّا َ﴾
84. Maka janganlah kamu tergesa-gesa memintakan siksa terhadap mereka, karena sesungguhnya Kami menghitung (amalan) mereka dengan perhitungan yang teliti.
﴿ يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقينَ إِلَى الرَّحْمٰنِ وَفْداً َ﴾
85. Pada hari Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Pengasih secara berkelompok-kelompok,
﴿ وَ نَسُوقُ الْمُجْرِمينَ إِلى‏ جَهَنَّمَ وِرْداً َ﴾
86. dan Kami menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga,
﴿ لا يَمْلِكُونَ الشَّفاعَةَ إِلاَّ مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمٰنِ عَهْداً َ﴾
87. mereka tidak berhak mendapat syafaat kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pengasih.
﴿ وَ قالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَداً َ﴾
88. Dan mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pengasih mengambil (mempunyai) anak.”
﴿ لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئاً إِدًّا َ﴾
89. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar,
﴿ تَكادُ السَّماواتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَ تَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَ تَخِرُّ الْجِبالُ هَدًّا َ﴾
90. karena ucapan itu hampir-hampir langit pecah, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh,
﴿ أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمٰنِ وَلَداً َ﴾
91. lantaran mereka mendakwa Allah Yang Maha Pengasih mempunyai anak.
﴿ وَما يَنْبَغي‏ لِلرَّحْمٰنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَداً َ﴾
92. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.
﴿ إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّماواتِ وَ الْأَرْضِ إِلاَّ آتِي الرَّحْمٰنِ عَبْداً َ﴾
93. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.
﴿ لَقَدْ أَحْصاهُمْ وَ عَدَّهُمْ عَدًّا َ﴾
94. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.
﴿ وَ كُلُّهُمْ آتيهِ يَوْمَ الْقِيامَةِ فَرْداً َ﴾
95. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.
﴿ إِنَّ الَّذينَ آمَنُوا وَ عَمِلُوا الصَّالِحاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا َ﴾
96. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.
﴿ فَإِنَّما يَسَّرْناهُ بِلِسانِكَ لِتُبَشِّرَ بِهِ الْمُتَّقينَ وَ تُنْذِرَ بِهِ قَوْماً لُدًّا َ﴾
97. Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an itu dengan bahasamu, agar dengannya kamu dapat memberi kabar gembira kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang membangkang.
﴿ وَ كَمْ أَهْلَكْنا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هَلْ تُحِسُّ مِنْهُمْ مِنْ أَحَدٍ أَوْ تَسْمَعُ لَهُمْ رِكْزاً َ﴾
98. Dan berapa banyak telah Kami binasakan umat-umat (tak beriman) sebelum mereka. Adakah kamu melihat seorang pun dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang samar-samar?

0 komentar:

Posting Komentar